Saturday, March 15, 2014


JAKARTA - Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Demikian pula dengan penyakit diabetes melitus. Selain memperhatikan pola makan dan berolahraga secara teratur, menjaga kebersihan gigi ternyata terbukti ampuh untuk menurunkan risiko terjangkit diabetes.

Pendapat itu disampaikan Oedijani ketika dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ke-100. Dia menyatakan, menjaga kebersihan gigi dari plak dan karang gigi dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Seperti yang dikatakan oleh Oedijani “Pembersihan plak dan karang gigi dapat meningkatkan status jaringan penyangga gigi (periodontal), menurunkan kadar IL-1β, meningkatkan fungsi fagositosis, dan menurunkan kadar glukosa darah. Namun pengendalian glukosa yang utama, yaitu diet, obat hipoglikemik oral, dan olahraga harus tetap dilakukan,”.

Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menyebut, di Indonesia, radang jaringan penyangga gigi merupakan penyakit kedua terbanyak di masyarakat setelah karies. Meskipun relatif kecil, radang jaringan penyangga gigi akan mempengaruhi penyakit sistemik, seperti arterosklerosis, rheumatoid arthritis, hingga diabetes melitus (DM).

Menurut studi yang dilakukan oleh Oedijani status periodontal rendah mempunyai risiko peningkatan kadar glukosa darah, peningkatan kadar IL-1β, dan penurunan fungsi fagositosis PMN. Selain itu juga ditemukan adanya pengaruh pembersihan plak dan karang gigi terhadap status periodontal dan respons imun.

"Ironisnya, usaha pencegahan terhadap masalah plak dan karang gigi telah dimulai sejak 1952. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkenalkan program pencegahan penyakit melalui program higiene dan sanitasi perorangan maupun komunitas, kemudian program KIA, UKS/UKGS,” urainya.

Namun, lanjutnya, hingga kini prevalensi radang jaringan penyangga gigi masih tinggi dan menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Oedijani berpendapat, kesehatan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan tetapi meliputi kesehatan jasmani, rohani, dan sosial.

"Upaya menuju tercapainya keadaan sehat adalah dengan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan, misalnya asupan gizi seimbang, cuci tangan, mandi, dan gosok gigi. Pendidikan tentang pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, harus dimulai diberikan sejak usia dini dan terus menerus hingga dewasa, supaya upaya hidup sehat menjadi suatu kebutuhan dan perilaku di masyarakat," imbuh Oedijani.

Maka, ibu tiga anak itu berharap, pemerintah dan seluruh jajaran Kemenkes, organisasi profesi, serta institusi pendidikan tetap berkomitmen menunjang kegiatan untuk dapat membantu terlaksananya program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit di Indonesia. Dimulai dengan usaha meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi masyarakat untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. (ydi)

0 komentar :